PALI, Indosumatera.com–Di jantung Sumatera Selatan, tersembunyi sebuah kabupaten muda bernama Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Siapa sangka, di usianya yang relatif belia, PALI mampu menorehkan tinta emas di kancah nasional. Bukan tentang gemerlap infrastruktur atau hiruk pikuk industri, melainkan tentang sesuatu yang lebih mendasar: kesehatan dan masa depan generasi penerus.
Baru-baru ini, Pemkab PALI menerima Piagam Apresiasi dari Pemerintah Pusat atas keberhasilan mereka dalam menurunkan angka stunting. Sebuah pengakuan yang tak hanya membanggakan, tapi juga menjadi bukti nyata dari kepemimpinan visioner Bupati Asgianto, ST.
Stunting, masalah gizi kronis yang menghantui anak-anak Indonesia, menjadi momok yang menantang. Namun, di PALI, tantangan ini dijawab dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi tanpa henti.
"Kita ingin memastikan generasi PALI tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Penurunan stunting bukan hanya urusan angka, tetapi masa depan anak-anak kita," tegas Bupati Asgianto dalam berbagai kesempatan.
Kata-kata itu bukan sekadar retorika. Di bawah kepemimpinannya, PALI bergerak cepat dengan program-program lintas sektor yang menyentuh akar permasalahan stunting. Mulai dari peningkatan gizi balita, penyediaan air bersih dan sanitasi layak, hingga edukasi bagi ibu hamil dan keluarga muda.
Tak hanya itu, sinergi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga menjadi kunci keberhasilan. Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Dinas Sosial, dan Bappeda bahu-membahu menjalankan program sesuai arahan pusat.
Namun, di balik angka-angka statistik dan program-program unggulan, ada kisah-kisah inspiratif dari para pejuang di lapangan. Para kader posyandu yang tak kenal lelah mendatangi rumah-rumah warga, memberikan penyuluhan, dan memantau tumbuh kembang anak-anak. Para bidan desa yang sigap memberikan pelayanan kesehatan di pelosok-pelosok terpencil. Serta para camat dan kepala desa yang menjadi motor penggerak di wilayah masing-masing.
"Dukungan penuh dari Camat, Kepala Desa, BPD, hingga kader posyandu menjadi tulang punggung suksesnya implementasi program di lapangan," ungkap seorang pejabat Pemkab PALI.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Dalam dua tahun terakhir, PALI mencatat penurunan signifikan kasus stunting di berbagai kecamatan. Program Intervensi Terpadu Stunting (ITS) menjadi andalan, dengan fokus pada desa-desa prioritas.
Keberhasilan PALI ini tak lepas dari kepemimpinan Bupati Asgianto yang dikenal visioner dan solutif. Ia tak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan manusia yang berkelanjutan. Program-programnya berbasis pada pemberdayaan masyarakat dan sinergi lintas sektor.
"Kepemimpinan Bupati Asgianto, ST dikenal visioner dan solutif. Ia tak hanya menekankan pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan manusia yang berkelanjutan," puji seorang tokoh masyarakat PALI.
Kini, nama PALI sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia yang juga berhasil menekan angka stunting. Sebuah prestasi yang membanggakan, sekaligus menjadi motivasi untuk terus berbenah dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
"Kita jadikan penghargaan ini bukan akhir, tetapi awal untuk bekerja lebih keras lagi. Karena kesejahteraan dan masa depan anak-anak PALI adalah tanggung jawab bersama," pungkas Bupati Asgianto dengan penuh optimisme.
Di tengah persaingan antar daerah, PALI berhasil membuktikan diri sebagai kabupaten yang tidak hanya maju dalam pembangunan fisik, tetapi juga unggul dalam membangun kualitas manusia. Sebuah kisah inspiratif dari sebuah kabupaten muda yang berani bermimpi besar.(Syam)

Posting Komentar untuk "Kabupaten PALI Ukir Prestasi Nasional: Kisah di Balik Keberhasilan Menekan Stunting"